RADARINDONESIANEWS.COM, KLATEN– TPQ Ar-Ridha Tulung menyelenggarakan kegiatan Tasmi’ Juz 30 dan Wisuda Santri TPQ Ar-Ridha tahun 2024 di Komplek Masjid Ar-Ridha Wunut, Tulung, Klaten, Selasa (18/6/2024).
Kegiatan yang sudah berjalan tiga kali ini, diikuti empat wisudawan dan satu wisudawati. Masing-masing dari mereka adalah Habiburrahman Tsabit Alhawary bin Haryadi, Muhammad Amar Ghazi bin Legiman, Wildan Falih al-Fatih bin Haryadi, Muhammad Qushay Adli bin Adi Paryanto, dan Bilqis Kinara Syaki binti Joko Guntoro.
Kegiatan ini juga dihadiri dan didukung oleh Camat Tulung beserta Forkompimcam, kepala Desa dan BUMDES Wunut Tulung serta para santri TPQ se-kecamatan Tulung. Selain itu, hadir pula Hj. Retno Fitrotin, S.Ag., M.PdI. Plt. Kasi PD Pontren Kemenag Kab. Klaten sekaligus mewakili kepala Kankemenag dalam prosesi wisuda santri.
Latar belakang kegiatan ini menurut Enggal, direktur TPQ Ar-Ridha sekaligus ketua panitia, salah satunya adalah untuk mengurangi pengaruh handphone di kalangan para santri. Sehingga di TPQ ini santri dibimbing untuk mengahafal Al-Quran juz 30 bahkan bisa hafal 30 juz.
“Sekarang ini banyak santri yang terpengaruh oleh HP sehingga tidak membaca dan mengahafal Al-Quran. Bahkan, tidak hanya anak-anak tetapi ibu-ibu dan bapak-bapak kalau sudah pegang HP lupa dan enggan membaca Al Quran,” tutur Enggal.
Kepada wisudawan dan wisudawati, Enggal berharap tidak hanya hafal tetapi juga mengamalkan apa yang sudah dihafalkan karena banyak yang hafal Al-Quran tetapi tidak memiliki adab dan etika.
Menurut pendiri dan penanggung jawab TPQ Ar-Ridha, H. Muslih, Kepala KUA Karanganom periode tahun 2017-2022, bahwa TPQ ini berdiri tahun 1980-an dan tidak langsung sebagus ini. Banyak tantangan dan kendala yang dihadapi.
“Dan memang kesuksesan dalam mencetak penghafal tidak mudah. Alhamdulillah ini sudah tasmi’ juz 30 dan wisuda yang ketiga. Tentu ini juga didukung oleh kesungguhan para satri dan para orang tuanya,” kata Muslih setelah kegiatan wisuda selesai.
Pihak TPQ, tambah Muslih, mencoba memberikan layanan dan bimbingan terbaik serta dibantu untuk menghafal. Asatiz/ asatizaah selalu memotivasi santri untuk setoran hafalan. Karena tiap santri diberikan kartu muroja’ah.
“Jadi anak-anak sewaktu-waktu bisa setoran dan orang tua mengontrol hafalan di rumah melalui kartu tersebut,” imbuh Muslih.
Harapan Muslih, semoga dengan kegiatan yang spektakuler ini ada di antara kelima wisudawan wisudawati yang mendapat perhatian khusus dari kades Wunut misal dengan diberikan beasiswa pendidikan ke jenjang berikutnya.
“Misalnya memberikan beasiswa ke pondok tahfizh sehingga anak tersebut tidak cukup hanya hafal juz 30 saja tapi bisa hafal 30 juz. Ini tentu akan dapat mendukung rencana kades Wunut yang akan membangun rumah tahfidz di daerahnya,” tutur Muslih.
Rasa syukur yang sangat mendalam dirasakan oleh Haryadi dan Pamekasih yang kedua putranya mengikuti Tasmi’ Juz 30 dan Wisuda TPQ Ar-Ridha, yaitu Wildan Falih al-Fatih (12) dan Habiburrahman Tzabit Alhawary (9) yang masing-masing dari mereka kelas 5 dan 2 di SDIT Permata Insani.
“Alhamdulillah suatu kebanggan buat kami sebagai orang tua,semoga bisa terus Istikamah dalam menghafal Al-Quran, surat demi surat, mudah-mudahan bisa menjadi hafiz Quran,” tutur Pamekasih.
Kunci sukses anak-anak hafal Al-Quran, menurut Pamekasih ibu tiga putra ini, selain kegiatan tahfiz di sekolah anak-anak mendapat dukungan para asatiz TPQ ar-Ridha yang luar biasa. Setiap sore ada kegiatan muroja’ah bakda Asar dan ini sangat membantu dalam menghafal Al-Quran.
“Selain itu anak-anak juga muroja’ah di rumah bahkan hampir setiap hari kami perdengarkan murottal anak lewat tape, laptop terutama setiap ba’da subuh. Jika anak-anak mengalami surut menghafal, kami ssbagai orang tua terus mensupport untuk semangat mengaji/menghafal demi masa depan mereka,” imbuhnya.[]
Comment