Menikah & Dijodohkan Karena Telah Masuk Usia, Akankah Bahagia?

Photo: Copyright Thinkstockphotos.com
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Ketika menikah, setiap orang tentunya berharap bahwa pernikahan yang
ia jalani akan berakhir bahagia dan berjalan dengan apa yang telah
menjadi impiannya. Baik pria atau wanita, dipastikan bahwa mereka ingin
mendapatkan pasangan yang menyayanginya dengan tulus, jujur, selalu ada
dalam duka maupun suka. Satu lagi, keduanya selalu ingin agar pasangan
yang saling menerima dengan tulus apa adanya keduanya.
 
Berbicara
mengenai tentang pernikahan, kita semua harus tahu bahwa pernikahan
adalah menyatukan dua hati, dua keluarga dan dua hal yang bisa saja
sangat berbeda ke dalam kesatuan yang diharapkan agar bisa sama atau
saling mendukung satu sama lain. Pernikahan, juga bukan suatu hal yang
bisa dipaksakan dan dilakukan dengan tergesa-gesa. Kalau pun ada pepatah
yang mengatakan bahwa menikah bukan lomba siapa cepat ia dapat, maka
saya akan setuju akan hal ini.

Karena apa? Menikah harus
dilakukan dari hati dengan kesiapan yang benar-benar telah siap baik
secara lahir maupun batin. Kalau memang belum siap untuk menikah,
menunda pernikahan setidaknya bukan suatu masalah dan tak akan
mengurangi perasaan bahagia di dalam dada. Tapi, kalau pun orang tua
telah risau dan memaksa menikah karena kita telah memasuki usia
pernikahan dan merencanakan suatu perjodohan, akankah hal ini membuat
kita bahagia?

Dari pengalaman beberapa sahabat dan orang
terdekat, menikah dengan dijodohkan oleh orang tua bukanlah suatu
masalah. Toh, cinta bisa dibangun bersama-sama dalam sebuah pernikahan
dan kedekatan keduanya bisa dijalin setelah akad nikah dilangsungkan.
Bagi sebagian pasangan, menikah dengan cara ini memang bisa mendatangkan
kebahagiaan, kenyamanan serta kesenangan tersendiri. Menikah dengan
cara ini bisa saja juga menjadi salah satu ibadah terindah yang
mendatangkan banyak pahala asalkan selalu dilakukan dengan ikhlas dan
penuh penerimaan.

 
Menikah bukankah suatu hal yang bisa dipaksakan begitu saja, ia bukanlah lomba siapa cepat lantas ia dapat | Photo: Copyright Unpopulart/Chyntia AndarinieMenikah
bukankah suatu hal yang bisa dipaksakan begitu saja, ia bukanlah lomba
siapa cepat lantas ia dapat | Photo: Copyright Unpopulart/Chyntia
Andarinie

Tapi,
bagi beberapa pasangan yang lain, pernikahan karena perjodohan bisa
saja menjadi suatu hal yang menyakitkan. Beberapa pasangan bahkan harus
berpura-pura bahagia karena pernikahan ini demi menyenangkan orang tua
serta mertua mereka. Menikah karena dijodohkan tak jarang juga harus
meninggalkan luka ketika seorang istri atau suami harus berpura-pura
menyayangi pasangan karena ia ingat akan kewajibannya sebagai suami atau
istri dan tak melakukannya dari hati.

Memaksa menikah karena
telah memasuki usia menikah dengan seseorang yang dijodohkan dengannya
dan belum dikenal baik sebelumnya, ini bisa saja menjadi suatu hal yang
menyakitkan. Apalagi, jika dari awal seseorang yang dijodohkan tak mampu
membuat perasaan nyaman, tenang dan senang. Juga, ketika sebelum
memutuskan untuk menikah dengan orang yang dijodohkan ini telah ada satu
nama lain yang pernah mengisi hari-harinya dan telah menjadi bagian
berharga di dalam hati.

Menikah karena memang telah memasuki
usia menikah dan dijodohkan, satu sisi hal ini sangat baik demi menjaga
kehormatan keduanya maupun keluarga. Tapi, satu sisi lain hal ini juga
sering kali menyebabkan luka ketika orang yang dijodohkan tak sesuai
dengan harapan. Walau begitu, bukan berarti pernikahan karena perjodohan
tak akan berakhir bahagia lho ya?

Selama kedua pasangan bisa
saling membangun cinta dan memupuk cinta dengan baik serta saling ikhlas
melakukannya karena Tuhan semata, pernikahan ini dipastikan akan
mendatangkan kebahagiaan luar biasa. Namun, jika dari awal memang tidak
terdapat kecocokan dan perjodohan dianggap tak yakin akan mendatangkan
bahagia, memilih tetap single terlebih dahulu justru akan membuat
bahagia. Menikah adalah suatu hal yang harus dilakukan dari hati dan
membutuhkan kesiapan yang benar-benar siap secara lahir maupun batin.

Semoga,
informasi ini bisa membuat kita semua semakin bijak dalam menentukan
pilihan untuk menikah secepatnya karena terpaksa, atau menikah saat
telah siap segalanya dan melakukannya dari hati. Meski begitu, bagi kita
yang ingin menunda pernikahan karena belum siap untuk membina rumah
tangga, kita pun juga harus berpikir lagi bahwa semakin tua usia kita
untuk menikah, semakin banyak pula risiko yang akan kita hadapi
nantinya.[vem]

Comment