Menunggu Putusan PDI P, Gerindra, Golkar, PKS, PPP dan PD

Uncategorized366 Views
Ahok
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –  BASUKI Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok
memang sosok pemimpin yang kontroversial sekaligus fenomenal. Menjelang
suksesi kepemimpinan di DKI Jakarta tahun 2017, namanya semakin meroket
menjulang tinggi ke angkasa. Tidak heran, masyarakat di daerah lain kini
mengenal atau mengetahui sosok Ahok. Hal itu tidak lain karena wajahnya
hampir setiap hari menghiasi layar televisi dengan berbagai topik
pemberitaan.
Ahok tampil sebagai tokoh news maker terkait dengan
kebijakan-kebijakannya memimpin Ibukota Jakarta. Pada saat yang
bersamaan, Ahok juga tampil sebagai media darling, yang selalu ditunggu
wartawan. Lihat saja, setiap pagi wartawan lebih awal di depan
kantornya, sebelum Ahok menginjak kakinya disana. Seperti apa pun isu
atau materi pertanyaan yang diajukan, Ahok selalu siap dan menjawabnya
dengan meyakinkan Ahok selalu menyiapkan waktu meladeni wartawan sebelum
menutup pintu masuk ke ruangan kerjanya.
Pemandangan seperti ini hampir tidak pernah ditemui pada gubernur DKI
Jakarta sebelumnya. Bahkan, ada saja warga ibukota yang ikut menunggu
Ahok di depan ruang kerjanya itu. Mereka umumnya menyampaikan persoalan
yang sedang mereka hadapi. Dengan gayanya yang ceplas ceplos, Ahok
dengan enteng meladeni warga itu, mereka berdialog membicarakan
permasalahan yang disampaikan. Sesekali, dialek Betawi keluar dari
mulutnya; lo, ente, gue. Tubuh dan tangannya tidak diam ketika
berbicara, suaranya meledak-ledak membuat suasana bertambah seru.
Ahok memang luar biasa, datang dari Belitung Timur tetapi dia mampu
menaklukkan Kota Jakarta sejak menjadi Wagub, kemudian dilanjutkan
sebagai gubernur. Saat ini warga ibukota rame-rame mengisi formulir
berikut menyerahkan foto kopi KTP yang difasilitasi relawannya bernama
Teman Ahok. Formulir dan foto kopi KTP itu merupakan bentuk dukungan dan
syarat pencalonan Ahok dari jalur independen untuk merebut kursi
Gubernur DKI Jakarta pada pemilu 2017. Ahok sudah memutuskan maju
sebagai calon lewat jalur ini, bukan lewat jalur partai politik.
Meski maju dari jalur perseorangan, ternyata Ahok juga mendapat
dukungan dari Partai Nasdem. Kabarnya, Partai Hanura dan PAN atau PKB
juga mendukung pencalonan ini. Ahok pun semakin mantap dan optimis
dengan pencalonannya, penuh percaya diri. Dukungan dari masyarakat
ditambah dukungan dari Partai Nasdem ini membuat Ahok tidak perduli atau
cuek, masa bodo dengan apa kata orang. Seperti apa pun bentuk serangan
yang datang, Ahok tetap santai menyikapinya bahkan selalu ada
jawabannya, termasuk menyerang balik.
Maka tidak heran suhu politik di ibukota terus mendidih, karena
persaingan merebut kursi DKI 1 semakin ketat dan seru. Keadaan ini
memang sedikit mencemaskan karena bisa saja lawan atau musuh-musuh
politiknya terus merapatkan barisan, konsolidasi yang bertujuan
menggagalkan pencalonan Ahok. Hal ini sudah pernah terjadi saat dia mau
dilantik sebagai gubernur menggantikan Jokowi yang terpilih sebagai
Presiden RI. Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta diwarnai aksi
demonstrasi dan unjuk rasa, hingga terjadi bentrokan antara aparat
kepolisian dengan massa dari beberapa ormas ketika itu.
Seperti apa dinamikanya dan bagaimana suhu politik ke depan, kita
masih harus menunggu . Sebab, PDI P sebagai partai pemilik kursi
terbesar di DPRD DKI Jakarta yang memenuhi syarat untuk mengusung calon
sendiri, hingga saat ini belum membuat keputusan. Begitu juga dengan
Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS dan PPP serta Partai Demokrat, masih
terus melakukan komunikasi dan penjajakan menghadapi Ahok dalam pemilu
nanti.
Kebetulan, partai-partai ini tidak memenuhi syarat untuk mengajukan
calon sendiri, tetapi mereka harus berkoalisi, mencari mitra partai
lain. Maka, masih dibutuhkan waktu dan proses politik yang cukup panjang
sebelum sampai pada sebuah keputusan. Keputusan mereka untuk menentukan
calon juga menentukan nasib Yusril Izha Mahaendra maupun tokoh-tokoh
lain yang secara serius sudah menyatakan siap bertarung berhadapan
dengan Ahok.***[BB]

Comment