Ratu Azri Adlina.[Dok/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Cantik parasnya bukan berarti model asal Bandung ini tidak memikirkan persoalan yang muncul di negeri ini. Ratu Azri Adlina, meski berprofesi sebagai model dan beberapa FTV, dirinya juga peduli dan memberi perhatian tentang persoalan yang terjadi di dalam negeri. Salah satu yang sedang menghangat tentunya seputar ketidak puasan Ahokers terhadap vonis 2 tahun penjara bagi Gubernur yang menista agama.
Tuntutan itu kata model bermata sendu dan alis mata lentik ini merupakan hak para pendukung Ahok. Setiap orang dan warga negara Indonesia, tambahnya lagi, bebas menyampaikan keinginan mereka.
“Biarkan saja mereka berekspresi dan mengeluarkan apa yang ada dalam benak mereka tapi ingat jangan sampai terjadi perpecahan dan kerusuhan. Ungkapkan dan utarakan secara musyawarah dan bijaksana.” Ujar Model yang membintangi layar lebar, “Meet Me After Sunset” dan “Awas Ada Copet” ini dengan senyum merekah.
Di sisi lain menurut model kelahiran Bandung 4 Februari 1994 ini, begitupun pemerintah, dalam hal ini wajib memberi kesempatan kepada Ahokers berekspresi dan mendengarkan jeritan mereka. Ahokers lanjutnya, juga harus menerima apapun hasil akhir dari pemerintah. Baik, buruk dan benar, salah biarkan waktu yang mengungkap dan menjawabnya.
Soal para Ahokers yang akan membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional, anak ke 9 dari 11 bersaudara ini menyarankan agar pihak Ahokers mengurungkan niatnya itu dan menyelesaikan di pengadilan dalam negeri.
“Daripada meminta Mahkamah Internasional di Belanda yang notabene di negeri orang, lebih baik selesaikan dengan baik di negeri sendiri dengan sistem peradilan dan perundangan di negeri sendiri.” Ujar model yang suka dengan warna pink dan biru ini kepada radarindonesianews.com melalui whatsapp.
Kepuasan lanjut mojang Priyangan ini, tidak harus selalu tercapai. Apa yang kita mau dan kita harap sekarang akan terasa lebih puas bila semua pihak bersabar dan bijaksana dalam menilai, memandang dan menyikapi sebuah masalah.
Jangan karena ketidak puasan terhadap putusan hakim ini, pihak Ahokers mengekspresikannya dengan cara-cara yang tidak bijak dan menjadi pemicu kehancuran negara.
“Jangan buat ketidak puasan menjadi kehancuran tapi buatlah ketidak puasan itu menjadi sebuah pelajaran dalam perjalanan kasus atau masalah ini.” Imbuh Azri.[GF]
Comment