PHK Sritex di Tengah Krisis Lapangan Kerja dan Indonesia Gelap

Opini653 Views

 

Penulis: Dina Amalia | Muslimah Enterpreneur

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Miris, ribuan karyawan Sritex akhirnya berhenti bekerja di awal bulan suci Ramadhan. Bulan mulia yang mestinya disambut dengan gembira, justru dihiasi tangisan karena kehilangan pekerjaan.

Di hari terakhir, para karyawan saling bersalaman dan berpamitan. Mereka sudah seperti keluarga sendiri. Tidak tahu nasib satu sama lain kelak bagaimana setelah berpisah akibat PHK. Pedagang sekitar pabrik Sritex pun turut menangis karena hubungan yang terjalin antara karyawan dengan penduduk yang selama ini sudah sangat akrab dan dekat.

Apalagi sebentar lagi hari raya. Rakyat butuh banyak biaya, untuk keperluan lebaran. Disusul tahun ajaran baru, pasti dibutuhkan banyak biaya untuk anak sekolah. Mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, dan belum tahu sampai kapan mereka akan mendapatkan pekerjaan lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

Tumbangnya raja tekstil Asia Tenggara

PT Sritex salah satu dari banyak perusahaan yang mengalami pailit. Utang perusahaan mencapai Rp26,2 triliyun sampai dengan bulan Maret 2025.

Karyawan PT Sritex terakhir bekerja di di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jum’at 28 Februari 2025 setelah putusan pengadilan yang menyatakan Sritex pailit. Kini kendali atas perusahaan ada di tangan kurator. (CNBC Indonesia, 02 maret 2025).

Kurator dari Pengadilan Niaga memutuskan untuk melakukan PHK PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex sebanyak 8.400 karyawan.

Sangat disayangkan, pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara ini bisa gulung tikar dan tidak bisa bertahan terhadap kondisi ekonomi global yang merosot pada saat ini.

Ditambah dampak perekonomian setelah pandemi covid 19 yang mengalami penurunan produksi, namun perusahaan tetap mengeluarkan biaya operasional yang besar.

Kebijakan pemerintah gagal melindungi Sritex

Seharusnya pemerintah bisa menangani permasalahan ini dengan membantu atau mensupport pengusaha dengan menggerakkan perokonomian yang baik. Namun faktanya tidak demikian.

Dari awal, pemerintah justru
membuat kebijakan kemudahan masuknya barang – barang impor, dengan dalih kerja sama. Pelaku ekonomi dalam negeri kurang diperhatikan. Para pelaku usaha berjuang sendiri dengan kondisi ekonomi yang makin parah, pajak yang terus naik, sehingga produk dalam negeri kalah bersaing, harga pasar dirusak oleh produk asing. Akibatnya barang lokal tidak diminati.

Sekuat apapun pengusaha mempertahankan perusahaan, akan gagal jika tidak didukung dengan kebijakan yang benar- benar mensuport perekonomian dalam negeri.

Dampak PHK Sritex dan solusi Islam

Ribuan karyawan Sritex yang di-PHK berakibat pada kesejahteraan rakyat yang makin sulit dicapai. Rakyat kecil yang paling besar dampaknya, akan makin susah bertahan hidup dalam kondisi perekonomian yang kebijakannya tidak menentu.

Dalam pemikiran liberal, tingkat pengangguran yang tinggi memang bukan indikator kegagalan. Sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada pasar bebas meanggap hal ini sebagai proses transisional. Sehingga problem itu dipandang akan hilang begitu pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan.

Namun tidak demikian dengan pandangan islam, kesejahteraan adalah milik semua. Tidak berpihak pada salah satu pihak, apalagi hanya pada pihak yang kuat atau bermodal. Kebijakan tidak dibuat untuk kepentingan orang yang mampu saja, akan tetapi lebih melindungi kaum yang lemah dan adil terhadap semua atau umat.

Seperti pada zaman Khalifah Umar bin Khattab saat masa paceklik, hewan dan tumbuhan banyak yang mati, tanah pun tandus, sehingga rakyat banyak yang kelaparan.

Dalam kondisi ini, Khalifah Umar tidak tinggal diam. Sebagai pemimpin umat islam beliau turut merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat. Beliau menulis surat kepada wakil – wakilnya di Irak dan Syam untuk meminta pertolongan. Bantuan pun datang dari kaum muslim d berbagai wilayah; ada tepung, lemak bersama ribuan unta dari Syam, Palestina dan Irak.

Kebijakan Umar bin Khattab dalam mengelola bantuan telah terorganisir dengan baik. Beliau sendiri pun turut membagikan makanan kepada penduduk Madinah. Hampir setiap malam beliau keluar masuk kampung secara diam-diam untuk memastikan rakyatnya sudah mendapatkan hak nya. Karena sebagai pemimpin beliau takut akan pertanggung jawabannya kelak di akhirat sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda:

كل واحد منكم هو قائد وسيُسأل كل واحد منكم عما يقود. والإمام (واليول العمري) الذي يحكم الشعب هو القائد ويسأل عن قومه

Artinya: “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Imam (waliyul amri) yang memerintah manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyatnya.”

Islam adalah satu- satunya konsep yang benar untuk mensejahterakan masyarakat tanpa terkecuali. Islam memberi aturan atau kebijakan yang adil, memberi perlindungan dan menjamin kesejahteraan rakyat tanpa terkecuali. Wallahu ‘alam bisshowwab.[]

Comment