Rahma Aliifah: Hati yang Dipersatukan Iman

Opini440 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Dulu ataupun sekarang keimanan itu selalu ada saja tantangannya. Sama saja, apapun zamannya, sama-sama menghadapi tantangan yang menguatkan. Iman yang sebenarnya itu dipercaya dalam hati, disampaikan dengan lisan dan dilakukan dengan amal perbuatan.

Kalau hanya ucapan beriman tetapi tidak mengamalkan, tidak disebut sebagai orang beriman. Didalam QS. Al Hujurat ayat 15.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Didalam Al quran yang dimaksud dengan orang yang beriman adalah mereka tidak ragu-ragu untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Walaupun apa yang diperintahkan bertentangan dengan keumuman masyarakat sekarang.

Umumnya manusia sekarang itu takut di cemooh, takut di kucilkan. Dianggap tidak bermasyarakat, dianggap tidak rukun dengan tetangga. Bagi seorang muslim harusnya tidak menjadi masalah jika semua itu dilakukan karena Allah, bukan karena manusia.

Contohnya ada stetmen bahwa jilbab itu tidak wajib untuk wanita muslimah. Semua itu perkataan manusia yang tidak perlu di taati. Jadi walaupun dicaci atau dicela tetap jalan terus. Kalaupun dipuji juga tidak terpengaruh. Dicela tidak akan menyurutkan dalam menjalankan keimanannya.

Selama itu tidak menyalahi aturan Allah dan Rasulullah, kita tidak perlu takut, namun bila kegiatan kita menyalahi aturan Allah dan RasulNya barulah hati kita takut dan resah.

Kalau misalkan di boikot oleh masyarakat karena mengamalkan tuntunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita yang sudah mengaji harus kompak bersatu untuk menyamakan pemikiran kita. Tanpa kebersamaan mengamalkan Islam sendirian itu tidak bisa.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

” Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. Ali Imron 103)

Maka jika kita bertakwa kepada Allah dan berpegang teguh pada Al quran dan Rasul sudah pasti kita bersatu tanpa harus dipersatukan lagi. Bila kalian berpegang teguh pada Al quran dan RasulNya maka kamu seperti tubuh, ketika ada satu bagian yang sakit maka bagian yang lain pun ikut merasakan sakit.

Mari kita sama-sama bahu membahu untuk membela agama Islam agar Islam kembali jaya seperti zaman kenabian dulu. Allahu Akbar.[]

Comment