Rina Tresna Sari, S.Pd.I*: Benarkah Revolusi Akhlak Menjadi Obat Ampuh Atasi Permasalahan Negeri?

Opini511 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Kedatangan Imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab ke tanah air mengundang antusiasme kaum muslimin. Sejumlah harapan menyertai, berharap kedatangan Habib Rizieq Shihab mampu membawa angin segar untuk perbaikan negara kita tercinta ke depan dari serangkaian permasalahan yang belum juga dapat terselesaikan.

Melihat fakta berbagai keterpurukan negeri yang hampir di segala bidang, maka banyak yang menilai bahwa kondisi negeri ini mengalami krisis akhlak dan perlu adanya sosok panutan yang hadir untuk menjadi teladan umat.

Tidak sedikit yang berharap kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia mampu membawa perubahan negeri ke arah yang lebih baik.

Dilansir Okezone.com,15/11/2020-Sepulangnya ke tanah air, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyerukan revolusi akhlak.

Sambutan umat yang begitu luar biasa terhadap seruan Imam Besar FPI ini merupakan representasi symbol kerinduan umat akan keadilan. Berbagai spanduk, pamflet, leaflet, alat-alat peraga kampanye lainnya terpampang jelas gambar Habib Rizieq dengan tagline atau semboyan Revolusi Akhlak-nya.

Adapun gagasan yang dirancang sebagai realisasi harapan umat melalui revolusi akhlak merupakan sebuah langkah perdamaian dan perbaikan atas kondisi negeri. Gagasan ini tentu mendapat sambutan hangat masyarakat dengan penuh optimis.

Betapa tidak, umat atau masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang bersandar kepada syari’at yang mampu dan berani menyuarakan kebenaran. Sehingga sosok pemimpin yang beriman begitu dirindukan untuk memimpin umat.

Namun bila dikaji lebih mendalam, apa permasalahan mendasar yang dialami negeri ini sehingga mengalami kondisi demikian?

Sesungguhnya negeri ini bukan hanya sedang krisis akhlak semata tetapi lebih dari itu, hari ini kita telah mengalami krisis sebuah tata atur dan sistem yang berkeadilan di tengah-tengah umat dan rakyat secara keseluruhan. Maka sangat disayangkan bahwa kesadaran umat masih mengarah kepada individu atau personal. Mereka belum menyadari bahwa ada hal besar yang lebih membutuhkan untuk direvolusi.

Revolusi yang dibutuhkan saat ini adalah perubahan sistem kehidupan, dari demokrasi menuju sistem yang berkeadilan.

Sistem yang berkeadilan ini nantinya diharapkan mampu menjadi solusi terhadap persoalan hingga  ke akar-akarnya, termasuk di dalamnya masalah akhlak.

Jika bersandar pada sistem Islam yang berkeadilan itu, maka terwujudlah pemimpin yang mampu menyelesaikan urusan umat dengan baik, karena bersandar pada hukum yang jelas tanpa pandang bulu.

Islam adalah sebuah sistem ilahiah, berlandaskan akidah dan syariat akan melahirkan individu yang adil dan bijaksana. Setiap kebijakan yang diambil berdasarkan hukum syara’ yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan, kesejahteraan dunia dan akhirat.

Mereka juga takut berbuat tidak adil karena keimanan yang menjadi poros dalam hidupnya karena semua yang diperbuat akan diminta pertanggung- jawaban di hadapan yang Mahaadil sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:

“Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya maka tempatnya di neraka.” (H.R. Ahmad)

Disebutkan juga dalam Alquran: “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada sesama manusia dan melampaui batas di bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapatkan siksa yang pedih.” (TQS. Asy-Syura’:42)

Maka setiap langkah yang akan ditempuh untuk melakukan perubahan, termasuk revolusi akhlak selagi masih dalam sistem demokrasi yang telah rapuh ini hanya sebuah ilusi.

Oleh karena itu,  perubahan yang revolusioner adalah dengan meninggalkan sistem sekuler demokrasi yang telah rapuh ini menuju Islam yang berkeadilan dan rahmat bagi segenap manusia baik di Indonesia maupun di penjuru dunia.Waallahu’alam bishshowwab.[]

*Praktisi pendidikan

Comment