Sania Nabila Afifah: Meet And Greet Ramadhan Mubarak

Berita421 Views
Sania Nabila Afifah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Tinggal menghitung hari bulan Ramadhan akan tiba. Seluruh kaum muslim menyambut datangnya Ramadhan dengan berbagai cara sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Ramadhan disambut dengan gembira. 
Seiring dengan tumbuh pesatnya pusat perbelanjaan di Kota Jember, membawa dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat Jember, baik di kota maupun  desa. Kehidupan yang liberal dan gaya hidup hedonis semakin mewabah  seiring dengan tumbuhnya mall-mall.  Itulah dampak dari sistem yang mengatur kehidupan saat ini yaitu kapitalisme.
Perlu diketahui bahwa itu salah satu bentuk penjajahan para kapitalis addalah dengan Fun, Food, Fashion yang saat ini sengaja dimasukkan penyebarannya lewat tiga cara tersebut. Hingga masyarakat lupa dengan apa yang seharusnya dipersiapkan dalam menghadapi bulan Ramadhan. Apakah seharusnya yang terlebih dahulu diutamakan, belanja ataukah yang lain. Discon-discon sengaja dijadikan sebagai alat untuk menarik agar masyarakat sehingga melalaikan apa yang lebih wajib diutamakan.
Rupanya masyarakat telah menjadi umat yang sekular. Tak lagi mementingkan peran agama. Agama hanya dijadikan sebagai simbol kemusliman saja. Ibadah hanya dilakukan sekadarnya. Sekadar melaksanakan rukun Islam walau tak sempurna. Sekularisme menjadikan umat jauh dari Islam. Itulah keadaan umat saat ini. Ramadhannya belum tiba persiapan baju lebaran bisa dipastikan sudah siap. Suatu hal yang bertolak belkang dengan esensi rmadhan itu sendiri.
Sangat miris, walau di Mall terdapat mushola,  hanya beberapa orang saja yang melakukan shalat dan bisa dihitung dengan jari bila dibandingkan dengan yang antusias belanja.
Apa yang seharusnya dipersiapkan Untuk Menghadapi Ramadhan?
Pahamilah bahwa hidup itu adalah untuk ibadah,  tentunya hidup ini tak sekedar hidup. Kebanyakan manusia tanpa disadari hidup mereka hanya sekedar memuaskan kebutuhan hidup dan memenuhi naluri semata tanpa memberi perhatian terhadap nilai-nilai ruhiyah.
Ramadhan adalah momen terbaik untuk mengokohkan keimanan. Di dalam bulan Ramadhan ini banyak sekali keutamaan-keutamaan yang Allah berikan kepada umat islam. Tak hanya pusat perbelanjaan saja yang banjir diskon barang-barang, tetapi di bulan Ramadhan ini juga Allah lipat gandakan pahala sehingga banyak bonus yang akan kita dapatkan jika kita mau. 
Tentunya semua kemauan itu tergantung pada niat dan juga ilmu. Dengan ilmu tersebut kita mampu memahami apakah yang harus didahulukan mengejar bonus dari Allah ataukah menyerbu mall demi kepentingan dan pemenuhan hasrat hidup sesaat. 
Ramadhan juga banyak pujian dan ganjaran yang telah Allah janjikan bagi hambaNya yang taat beribadah. Khusus bagi mereka yang shaum Allah SWT berjanji; 
Yang artinya: “ siapa saja yang shaum Ramadhan dengan landasan iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT, niscaya Dia mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR: Ahmad)
“Bagi orang yang shaum ada dua kebahagiaan saat berbuka dan ke-bahagiaan saat bertemu Tuhannya (di syurga)”. (HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Untuk memperoleh hal tersebut diperlukan mentalitas dan persiapan ruhiyah menghadapi bulan Ramadhan dengan gembira dan menyadari bahwa shaum adalah ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada setiap muslim, serta mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana difirmankan di surat al-Baqarah 183.
Di dalam Ramadhan banyak aktivitas fisik seperti melaksanakan shalat tarawih, tilawah, dan menahan lapar dari pagi hingga petang. Ini membutuhkan fisik yang kuat. Selain fisik, diperlukan juga ilmu yang sangat penting untuk memahami apa saja yang boleh dikerjakan selama bulan Ramadhan dan apa saja yang harus ditinggalkan termasuk amalan sunnah apa saja yang diutamakan untuk dikerjakan. Ini semua tentu butuh ilmu. 
Kita perlu menyiapkan materi sebagai bekal persiapan menjalani ibadah shaum selama bulan Ramadhan serta menyisihkan harta untuk berbagi kepada fakir miskin,  memberi makan orang yang bershaum serta menyiapkan zakat fitrah dan mal bagi yang kaya ketika sudah sampai batas waktu nishab. Tentunya semuanya butuh yang namanya ilmu dan keimanan.
Peran Iman
Untuk mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya ternyata dibutuhkan pula kemauan karena berbagai dorongan atau motivasi tertinggi adalah keimanan. Tanpa kemauan yang muncul dari iman, kewajiban agama yang sangat ringan pun menjadi berat untuk dikerjakan. Dari situlah mengapa perintah shaum Ramadhan ditujukan kepada orang-orang yang beriman (QS al-Baqarah 183). 
Iman seorang Muslim membuat ia tunduk kepada Allah S.W.T dan membuahkan takwa, yakni senantiasa selalu siap sedia mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya.
Iman memberikan dorongan yang kuat untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan. Dorongan semacam itulah yang menciptakan kemauan. Kemauan yang bersuber dari iman inilah yang kini langka pada jiwa kaum Muslim. Akibatnya, sekian banyak perintah agama diabaikan dan sekian banyak larangan agama dilanggar. 
Mari kita songsong bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dengan keimanan yang kokoh. Semoga di bulan Ramadhan kali ini kita bisa meraih predikat taqwa. Wallahu a’lam bi ash-shawab.[]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment