RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kabar adanya Cyber Attack yang terjadi di Indonesia dan beberapa negara lainnya membuat banyak pihak khawatir. Pasalnya virus yang dikabarkan menyerang sistem operasi windows ini dikabarkan akan mengunci semua file dari microsoft. File tidak dapat dibuka sebelum adanya uang tebusan kepada pembuat virus.
Menanggapi hal itu Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza membenarkan jika dalam beberapa jam terakhir pihaknya mendapat berbagai macam telepon dan chat untuk menanyakan virus bernama Ransomware.
Namun untuk sementara ini di kantor APJII sendiri belum terlihat adanya dampak bagi keamanan data seperti yang banyak diberitakan.
Jamal menyatakan walaupun belum ada tanda-tanda virus menyerang sistem keamanan komputer, pihaknya menyarankan agar masyarakat ataupun instansi melakukan cara-cara antisipasi seperti yang dirilis oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Menurutnya Ransomware adalah sejenis aplikasi tools perusak yang dirancang dan ditanamkan secara diam-diam oleh pembuatnya. Kemudian ketika dijalankan secara jarak jauh akan menghalangi akses kepada sistem komputer atau data dengan cara mengunci sistem atau mengenkripsi file. Dengan begitu file tidak dapat diakses hingga tebusan di bayar.
“Jenis Ransomware yang saat ini sedang mewabah adalah WannaCryptOr 2.0 ransomware, yang memanfaatkan kelemahan security pada Sistem Operasi Microsoft yang mana Microsoft telah menyediakan Security Update Patch,” kata Jamal saat dihubungi Tengokberita.com, Senin (15/5/2017).
Bagi masyarakat atau instansi yang pada Senin ini belum melakukan aktifitas berselancar internet atau menghidupkam komputer, dia berharap agar jaringan internet dimatikan terlebih dahulu kemudian melakukan backup data. Hal itu perlu dilakukan agar virus tidak menginfeksi komputer. Selain itu dia berharap agar pengguna microsoft windows untuk melakukan update sistem terutama antivirusnya.
“Lakukan download security patch dari komputer berbeda yang tidak terlalu kritikal fungsinya atau melaiui komputer berbasis non-microsoft,” sambungnya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, lanjut Jamal, diharapkan pada pengguna teknologi informasi untuk secara cepat melakukan update system apabila telah tersedia. Walaupun update sistem membutuhkan waktu yang lama, namun dapat menyelamatkan komputer dan file dari serangan-serangan cyber.
“Kita harap berhati-hati juga dalam menggunakan link di internet, email atau media sosial yang tidak di kenali karena dikhawatirkan menjadi media penyebaran ransomware,” pungkasnya. (din)
Comment