Penulis: Luthfiatul Azizah, Mahasantri Cinta Quran Center
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sebelas bulan lamanya bumi Palestina dibombardir oleh zionis Yahudi la’natullah. Berbagai macam serangan telah diluncurkan hingga jumlah korban dari hari ke hari terus bertambah.
Penderitaan penduduk Palestina seakan tiada ujung. Sudah hampir genap setahun lamanya Palestina meraung-raung penuh kesakitan dan derita meminta bantuan kepada sesama saudara. Namun, tak ada satupun saudara muslim yang benar-benar menyambut seruannya.
Berbagai macam bantuan terus menerus digelontorkan oleh berbagai macam pihak, baik dari negara dengan berpenduduk mayoritas muslim atau dari berbagai lembaga kemanusiaan. Bantuan semacam makanan, pakaian dan obat-obatan mengalir deras untuk warga Palestina. Namun hal tersebut tidak memberi solusi tuntas atas penderitaan yang mereka rasakan. Layaknya sebuah luka yang tak kunjung bertemu dengan kesembuhan.
Sebelas bulan lamanya Palestina mendapat bantuan tiada putus, beberapa ada yang tertahan dan tidak dapat tersalurkan dengan baik sesuai tujuannya. Bantuan tersebut hanya sebatas penyambung hidup bagi warga Palestina, bukan untuk membebaskan mereka dari kezaliman Yahudi la’natullah.
Hal ini terlihat begitu jelas bahwa Zionis terus menerus membombardir warga Palestina tanpa ampun dan tidak ada lawan yang setara untuk menghadapinya. Adapun perlawanan hanya dilakukan oleh warga Palestina yang membantu para mujahidin yang mempertahankan bumi suci Palestina seperti Hamas. Sebuah perlawanan yang tidak sebanding terlihat jelas di depan mata. Bukan berupaya untuk memberikan perlawanan yang sebanding, umat muslim hari ini justru sibuk menggalang bantuan yang sifatnya elementer tanpa menumpas akar permasalahan.
Mayoritas muslim hari ini beranggapan bahwa dengan memberikan bantuan materi telah menggugurkan kewajiban menolong sesama saudaranya. Sungguh anggapan yang tidak tepat.
Beberapa negara juga memberikan bantuan dengan mengupayakan jalur hukum sebagaimana yang dilakukan oleh negara di benua Afrika beberapa lalu untuk mendukung kebebasan Palestina. Namun hal tersebut tidak ada realisasi dan hasilnya.
Berbagai negara mengecam dan menyerukan agar zionis Yahudi menghentikan genosida di Palestina. Lagi-lagi hal hanya berupa kecaman semata tanpa mengirim pasukan atau tentara.
Kecaman tersebut terbukti tidak menghentikan serangan brutal Zionis meskipun kecaman tersebut dilontarkan oleh lembaga internasional maupun pejabat atau penguasa negeri muslim.
Seruan perdamaian digaungkan untuk kemerdekaan Palestina tetapi tidak lebih sekedar pencitraan semata. Seruan tersebut tidak membawa dampak bagi Palestina dan tidak pula didengar oleh Zionis Yahudi sedikit pun. Buktinya, sudah berbulan-bulan seruan dan kecaman ini dilontarkan oleh dunia internasional, termasuk PBB selaku organisasi global, tetapi nyatanya tetap saja tidak membawa pengaruh apa-apa.(MuslimahNews.Net)
Kecaman sebagai bentuk dari pencitraan sangat jelas keberadaanya. Kecaman yang dilayangkan dalam ranah publik seakan tidak pernah sampai pada tujuan. Para penjahat dan penjajah bengis itu seperti buta, tuli, bisu dan kebal atas kecaman-kecaman dunia. Hari demi hari kondisi Palestina justru semakin terpuruk dengan menyempitnya wilayah Gaza dengan Rafah sebagai benteng terakhir mereka.
Sungguh miris kondisi Palestina. Sudah seharusnya Palestina mendapat bantuan yang benar-benar dapat membebaskan mereka dari penyiksaan dan pembunuhan keji yang dilakukan oleh para tirani penjajah yang berlumur dosa, zionis yang congkak dan semena-mena karena mendapat dukungan Amerika Serikat.
Sudah seharusnya umat memberi solusi tuntas atas permasalahan ini. Solusi yang telah diformulasi ratusan tahun lamanya oleh Sang Pencipta yang Maha mengetahui segala hal.
Allah telah memberi segala macam solusi terhadap setiap problematika kehidupan dengan Islam dan Al-Quran sebagai pedoman. Dalam hal ini, Islam telah mengajarkan persatuan hakiki dengan ikatan akidah Islam sebagai asasnya.
Krisis Palestina bukan persoalan lokal semata melainkan permasalahan umat Islam di muka bumi ini, karena muslim itu bersaudara. Allah Taala berfirman, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (TQS Al-Hujurat [49]: 10).
Begiitu pula apa yang dikatakan Rasulullah saw, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan persatuan, umat Islam akan bersinergi menghadapi zionis Yahudi dengan segala kekejamannya. Apapun yang menghantarkan kepada pembebasan Palestina akan senantiasa diupayakan oleh suruh umat muslim termasuk mengerahkan bantuan pasukan militer untuk Palestina.
Negara berperan penting menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang dijajah seperti Palestina. Memang benar, solusi tercepat untuk menuntaskan krisis Palestina adalah bantuan militer dari negeri-negeri muslim terdekat.
Akar permasalahan di Palestina adalah pendudukan dan penjajahan oleh zionis. Satu-satunya solusi adalah dengan mengusir penjajah dan merebut kembali tanah Palestina sebagai wilayah milik kaum muslim.(MuslimahNews.Net)
Serasa tidak apple to apple dalam menangani permasalahan Palestina. Pasalnya zionis menyerang habis-habisan dengan senjata tetapi tidak ada satupun saudara muslim khususnya wilayah terdekat yang membantu dengan militer.
Hal ini dapat terjadi karena umat hari ini belum faham akan kewajibannya terhadap fardhu kifayah yakni memberantas para penjajah sampai tidak ada satupun tersisa di bumi Palestina.
Hari ini umat terlenakan dengan berbagai macam hiruk pikuk problematika kehidupan dan kurang memperhatikan Palestina secara mendalam.
Islam mengajarkan kepada individu muslim tentang kesadaran politik Islam, kewajiban melakukan dakwah dan jihad.
Hal ini tidak dapat dilakukan kecuali dalam sebuah wadah berupa institusi yang menerapkan Islam secara kaffah yang mengakomodir umat mengerahkan segala potensi menjadi para mujahid tangguh dan memahami betapa pentingnya tanah suci Baitul Maqdis sebagai bagian dari akidah mereka.
Jika diimplementasikan secara utuh termasuk sistem pendidikan, maka islam mampu menciptakan individu yang memiliki kapabilitas berperang. Selain itu umat akan memiliki ketangguhan serta ketaqwaan yang menghujam di dada-dada mereka.
Dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat akan mampu membebaskan Palestina dengan menyerukan jihad kepada seluruh umat islam untuk melawan penjajah Zionis la’natullah. Wallahu‘alam bishowab.[]
Comment