Penulis: Ulpasari | Komunitas Ibu Peduli Generasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Bukan hal yang aneh lagi ketika kita menjumpai begitu banyak orang yang dengan percaya dirinya mengumbar aib yang telah mereka lakukan di tengah publik. Mirisnya, aib itu dengan sengaja disebarluaskan ke media sosial. Atau banyak kita temukan kasus-kasus perselingkuhan, kdrt, pasangan yang terlibat pinjol sehingga memicu keretakan rumah tangga dll.
Belum lagi diperparah dengan persoalan umat yang kian menumpuk, mulai dari kezaliman, penindasan, kemiskinan, pergaulan bebas, narkoba, seks bebas, aborsi, dan adab yang tak lagi di junjung tinggi dan masih banyak lagi persoalan umat yang lainnya.
Itu semua tak lain karena tidak dipakainya Islam dalam berkehidupan, umat menjadi tidak punya jati diri, hilang kendali karena yang menjadi patokan adalah hawa nafsunya sendiri. menjadikan umat jauh dari nilai-nilai beragama.
Hasilnya umat menjadi terbiasa melakukan maksiat. Maksiat dianggap suatu hal yang biasa, tidak ada lagi rasa takut ataupun malu ketika melakukannya.
Lantas ketika maksiat itu sudah menjadi habit yang terus menerus dilakukan, apakah maksiat itu akan mempengaruhi kehidupannya? Tentu saja ada pengaruh yang tanpa disadari akan menggerogoti dirinya, di antaranya:
1. Orang yang ahli maksiat maka hatinya akan sulit untuk menerima ilmu. Ketika seseorang terbiasa melakukan maksiat, hatinya akan menjadi hitam dan ilmu pun susah untuk masuk ke dalam hatinya (karena ilmu itu seperti cahaya dan maksiat seperti sesuatu yang hitam yang akan memadamkan cahaya itu).
Oleh karena itu, ulama-ulama terdahulu ketika kesulitan dalam belajar, mereka senantiasa bermuhasabah kira-kira maksiat apa yang dia lakukan sehingga ilmu yang dia pelajari sulit dikuasainya. Sehingga ulama-ulama terdahulu menjaga kualitas belajar ataupun hafalannya dengan sebisa mungkin menjaga dirinya dari melakukan maksiat.
2.Orang yang ahli maksiat rezekinya seret. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
Artinya: dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya, sungguh Allah telah mengadakan ketentuan tiap segala sesuatu.(TQS At Talaq:3)
Sebaliknya orang yang jauh dari takwa kepada Allah, gemar melakukan maksiat dan melanggar perintah Allah maka dia sedang menuju ke jalan kemiskinan dan kesengsaraan.
3.Orang yang ahli maksiat maka hatinya menjadi keras.
– Hatinya keras kepada Allah, dengan kata lain ketika hati sudah keras maka hubungan seseorang dengan Allah menjadi tidak terhubung, yang menjadikan tidak dirasakannya kenikmatan ketika beribadah kepada Allah.
– Hatinya keras dengan sesama manusia, orang yang ahli maksiat akan senantiasa memusuhi orang yang taat, misal: Ada orang yang menasehati dalam kebaikan tapi direspon dengan kebencian.
4. Orang yang ahli maksiat akan mengalami kesulitan dalam berbagai macam urusan. Orang yang gemar bermaksiat ketika menghadapi persoalan cenderung sulit untuk menyelesaikannya, semua seperti jalan buntu baginya.
5.Orang yang ahli maksiat hatinya menjadi gelap. Orang yang ahli maksiat tidak hanya hatinya yang gelap, tapi terlihat dari wajahnya pun gelap, badannya lemah, rezekinya berkurang, dan dia mendapatkan kemarahan dari makhluk Allah.
Berbeda dengan orang yang taat, ibnu Abbas berkata: orang yang taat terlihat dari raut wajahnya yang bersinar karena di dalam hatinya ada Nur. Rezekinya menjadi lapang, badannya menjadi sehat, dan dia dicintai di dalam hati makhluk yang lainnya.
Itulah beberapa pengaruh yang tanpa sadar akan menggerogoti orang yang selalu melakukan maksiat, sungguh mengerikan.
Maka pada zaman Umar ketika terjadi gempa bumi, umar naik ke atas mimbar dan berkata “wahai manusia, dosa apa yang telah kalian lakukan sehingga bumi ini murka?”.
Ini menunjukkan bahwa maksiat yang kita lakukan bisa berdampak pada dunia kita maupun bumi kita.
Maka untuk itu mari kita berbondong-bondong untuk menjadi manusia yang taat dan segala bentuk maksiat yang dimurkai oleh Allah, dengan cara meninggalkan segala bentuk aturan-aturan yang dibuat oleh manusia yang hakikatnya menjauhkan manusia dari Allah, dan mulai memberlakukan hukum-hukum syara yang telah Allah dan Rasulullah tetapkan.
Agar tercipta individu yang bertakwa sekaligus tercipta juga kehidupan yang Rahmatan Lil alamiin. Wallahu’alam bisshowab.[]
Comment