RADARINDONESIANEWS.COM, GUNUNGSITOLI –Hebohnya pemberitaan diberbagai media terkait postingan di medsos fb menuai pro dan kontra oleh sebagian masyarakat yang menobatkan dirinya mewakili masyarakat nias menghujat habis-habisan pemilik akun fb David Richardo Wong seakan menghakimi, memvonis bahkan seolah David Wong merendahkan martabat perempuan nias, namun tak sedikit juga baik perorangan maupun kelompok masyarakat tak terkecuali sejumlah tokoh masyarakat seperti Ketua Lembaga Budaya Nias (LBN) Beniamin Harefa als. Ama Gameni Harefa angkat bicara tentang bagaimana sebenarnya dalam memberi sanksi (hukum adat) kepada seseorang yang melakukan pelecehan baik dari sisi budaya maupun terhadap adat istiadat.
Ketua Lembaga Nias Beniamin Harefa als. Ama Gameni Harefa di kediamannya Desa Faekhu Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Sumatera Utara Minggu, 13/03/2016 jam 19:30:00 Wib’ secara Exklusive kepada Radarindonesianews.com menyampaikan beberapa hal tentang hebohnya pro dan kontra yang seakan mengarah ke SARA yang menurut beliau ‘’ ini bisa merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat nias’’ karena Budaya Nias atau adat istiadat nias dalam hal menjatuhkan sanksi hukum adat terhadap seseorang seharusnya melalui musyawarah atau forum pemangku kepentingan adat itu sendiri’’ bukan kepentingan sepihak.
Lebih lanjut Ketua Lembaga Budaya Nias mengatakan bahwa beberapa hari sebelumnya memang ada beberapa orang masyarakat yang menamakan dirinya LSM (tiga orang yang namanya dirahasiakan)Red. bertujuan meminta pendapat tentang postingan di medsos fb, menurut cerita beberapa orang tersebut sambil memperlihatkan berupa foto Perempuan Nias zaman dahulu (telanjang dada) yang menurut mereka oleh seseorang dengan sengaja memposting foto tersebut di medsos fb dengan tujuan menciderai, melecehkan, serta merendahkan martabat perempuan nias, ‘’memang benar saya menyampaikan kalau memang dia bersalah (David Richardo wong) secara hukum adat ada sanksinya menurut versi beberapa orang yang mendatangi saya dan menobatkan dirinya perwakilan masyarakat itu.
Selama beberapa hari kemudian beberapa tokoh masyarakat nias lainnya mendatangi saya menceritakan tentang postingan yang ramai dibicarakan didunia maya tersebut, seakan menggiring masyarakat nias berakibat menuai pro dan kontra, menurut Ketua Lembaga Budaya Nias (LBN) setelah mencaritau akan foto yang terlihat langkah dan telanjang dada itu’’ akhirnya foto setengah telanjang itu menurut beliau menunjukan bahwa gadis nias dalam tatanan adat nias pada jaman dahulu kala pertanda bahwa perempuan tersebut masih gadis ,belum menikah ( perawan) yang memaknai lambang kesuburan ’’ foto tersebut seperti halnya ada dalam buku Nias Tribal terbitan Museum Nusantara Delf-Holand’’ hal itu kan..benar adanya (sambil menunjukkan lembaran foto yang ada dalam buku berbahasatulis Belanda tersebut berjudul Tribal Treasres Nias, lalu apanya yang salah…? tanya beliau dengan tegas, sambil tersenyum.
Menyinggung kata demi kata serta kalimat demi kalimat yang juga telah sampai ketangan Ketua Lembaga Budaya Nias beliau berpendapat setelah mencermati dalam kapasitasnya Sebagai Ketua Lembaga Budaya Nias lagi-lagi menurut hematnya dalam postingan tersebut sembari menunjukkan hasil print out dari media sosial fb dengan tegas LBN tidak menemukan niat negatif dari seorang David Richardo Wong, apalagi dengan sengaja merendahkan martabat perempuan nias, ‘’tak ada yang salah disana’’
David Richardo wong yang dijumpai dikediamannya diGunungsitoli kepada Radarindonesianews.com menyampaikan bagaimana kronologi postingan tersebut didalam akun fb miliknya ‘’secara pribadi saya lahir dan dibesarkan di nias serta tinggal di nias ( Kota Gunungsitoli) sebagai Warga Negara Indonesia ( WNI) sedikit banyaknya mengetahui tatakrama dalam lingkungan masyarakat nias itu sendiri.
Memang benar dalam postingan saya : Yupsss bener banget sobat.. Dan sbnrnya klo mau mempertahankan budaya asli Nias, Maka para kaum hawanya, bole jg tuch utk kembali berpakaian spt zaman bahelak.. Pasti akan jd lbh ketara budaya Nias nya, jgn di robah’’, dissesuaiin aja dgn zaman dl. Spt sedia kala…Hehehehe. ( spt Photo komen om Agus Hardiyan Mendofa di atas) Lumayan jg buat di photo, Pasti bakalan byk yg akan menjadikannya objek photogrhy, sama spt di daerah Papua sana..
’’ dari postingan saya tersebut sama sekali tidak menciderai atau merendahkan martabat perempuan nias ‘’ saya pernah menyampaikan permintaan maaf saya melalui akun fb milik saya meski sumber foto dimaksud sebenarnya bukan dari saya. (ALIM).
Comment