Tanpa Induk, Umat Islam Rayakan Idul Fitri Penuh Air Mata

Opini655 Views

 

 

Oleh; Putri Nurbayani Silaban A.Md, Aktivis Muslimah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Hari raya idul fitri merupakan hari yang paling ditunggu oleh kaum muslimin. Hari berbahagia dan bersuka cita setelah menjalani puasa Ramadhan selama 30 hari penuh. Namun momen bahagia ini tak bisa dirasakan oleh sebagian muslim di dunia termasuk Palestina.

Mereka merayakan hari bahagia itu dengan luka dan air mata di wilayah pendudukan seperti di Kashmir, Uighur, Rohingya, Palestina dan lainnya. Umat muslim Uighur di Xinjiang, China dan minoritas muslim lainnya merayakan idul fitri di bawah tekanan.

Di Xinjiang,  puluhan masjid telah di hancurkan oleh otoriter China. Sedangkan pada masjid yang masih berdiri, para jamaah harus melewati metal detector untuk melaksanakan ibadah kepada Allah.

Tekanan demi tekanan mereka rasakan. Tak ada yang mengenakan simbol-simbol agama islam, yang ada hanyalah ketakukan yang mendalam ketika umat muslim melanggar aturan.

Bila didapati penggunaan simbol-simbol Islam, maka mereka dikenakan penyiksaan.(CNN Indonesia).

Inilah derita kaum muslimin tanpa adanya perisai atau pelindung dari negara islam lain.

Tanpa induk, maka  umat islam tidak memiliki pelindung. Sebab induk ini memiliki kewwjiban melindungi umat Di mana saja mereka berada.

Nabi Muhammad SAW  bersabda : “Sesungguhnya Al-Imam itu adalah perisai. Dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya mendukung dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (H.R Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, dll)

Menjalani idul fitri tanpa induk tentu menjadi kebahagianan umat islam yang masih semu. Tanpa induk Kepemimpinan Islam, kehormatan umat dan agama ini tak ada yang melindungi sehingga umat Islam terus mengalami penindasan dan kezaliman.

Umat Islam membutuhkan pelindung, seperti sebuah pohon yang besar, daunnya rimbun untuk tempat berteduh, batangnya besar untuk umat bersandar dan berkeluh kesah, buahnya lebat dapat memberi manfaat.

Sebagaimana Rasulullah SAW menjadi kepala Negara, beliau mengirimkan 90.000 pasukan islam untuk menghinakan Yahudi Bani Qunoi Qo’ dengan mengepung dan mengusir mereka dari madinah.

Pasalnya kaum Yahudi ini telah melecehkan seorang muslimah dan membunuh seorang muslim yang membela muslimah tersebut. Rasulullah juga menghukum mati laki-laki yang sudah baligh dari kalangan Yahudi Bani Qunoizhah. Lagi-lagi karena mereka berkhianat dan memerangi umat Islam.

Langkah serupa diikuti oleh Khalifah Al-Mu’tasim Billah yang mengirimkan puluhan ribu pasukan untuk membebaskan seorang muslimah yang dinodai oleh pasukan adidaya Romawi di kota Amuriyah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Muhammad bin Qasim yang membebaskan seorang wanita yang di tawan oleh Raja Sindh.

Atas mandat Khalifah, ia mengirim tentara untuk mengguncang tahta Raja Sindh dan membebaskan para perempuan yang ditahan, menaklukkan Sindh dan india serta menyinari negri itu dengan islam.

Maka dari itu, mari kita kembalikan perisai yang hilang, kaum muslimin sedunia butuh junnah, yakni induk kepemimpinan untuk memberikan jaminan rasa aman dan perlindungan dari berbagai serangan dan ancaman serta mendapatkan kesejahteraan. Wallahua’lam bissawab.[]

Comment