![]() |
Mawar Rovita Sari (paling kanan)/[dok.pribadi] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kisahku bermula ketika aku memutuskan untuk meninggalkan keluargaku. Pergi merantau meninggalkan tanah kelahiran, demi menuntut ilmu di Pulau seberang. Meski ratapan tangis Ibu yang mengiring kepergianku, namun aku tetap meneguhkan hati dan tekadku, Aku ingin sekolah di Pulau Jawa!. Mungkin apa yang aku lakukan dianggap berlebihan, pasalnya aku ibarat seorang bocah kemaren sore, yang baru saja menamatkan pendidikan Tsanawiyahnya (sederajat-SMP). Dengan begitu beraninya, aku menempuh perjalanan yang membelah hutan sumatera dan lautan, pemisah antara Sumatera-Jawa. Meretas jarak : Pekanbaru-Solo. 2008.
SMAN 1 Kerjo, Karanganyar. Sebuah sekolah sederhana, namun begitu asri dan membuat hati merasa teduh ketika memasuki pelatarannya. Disanalah kepribadianku terbentuk secara drastis. Dari yang awalnya (aku) dikenal sebagai sosok yang sangat pemalu dan pendiam, tiba-tiba saja bisa menjadi seorang yang sangat berani dan aktif berbicara di berbagai kesempatan. Di sekolah tersebut aku mengikuti (mendominasi) kegiatan dan organisasi para siswa, meliputi : Pengurus OSIS, ROHIS, Pramuka Ambalan, Mading, Teater, Speaking Club, Pecinta Alam, dan sebagainya. Tidak hanya di dalam sekolah, namun juga di luar sekolah.
Bakat menulisku mulai terasah ketika aku menekuni ekstrakurikuler Mading. Dari sanalah, aku mencoba untuk mendalami artikel. Hingga akhirnya, aku mendapat julukan sebagai Master-nya Artikel. Aku juga mendapat amanah untuk menjadi Redaktur di Majalah Karisma. Lambat-laun, aku merasakan jika aku benar-benar Fall in Love dengan Jurnalistik. Berbagai tulisan sederhanaku, aku sebar ke berbagai media massa. Hanya sebuah ke-isengan belaka. Namun ternyata, ada beberapa media yang berkenan menerima tulisanku dan memuatnya. Hal tersebut benar-benar di luar dugaanku, karena niatnya hanya sekedar iseng saja. Tidak hanya media okal yang memuat tulisanku, namun juga media nasional.
Semangat menulisku semakin membara ketika sebuah puisi milikku bisa mendarat di Majalah Sastra Nasional, Horison (September, 2010). Namun ternyata, puisi itu merupakan puisi yang terakhir kutulis, sebelum (akhirnya) aku memutuskan untuk vakum dari dunia Literasi. Selama beberapa waktu-Setelah Lulus dari SMA. 2011.
JUNI 2012. Menjadi saksi kebangkitanku. Setelah vakum dari Dunia Tulis-Menulis dalam kurun waktu : Juni 2011– Juni 2012. 1 Tahun. Bukan hal yang mudah untuk kembali memunculkan minat dan mood dalam menghasilkan sebuah tulisan, setelah vakum secara total dalam kegiatan tulis-menulis tersebut. Rasa ingin itu selalu muncul, namun ketika beberapa ide itu di tuangkan dalam bentuk tulisan, ada saja hal yang membuat tulisan tersebut seolah kehilangan taste-nya.
Setiap hari, aku selalu berusaha untuk menulis. Meskipun hanya beberapa paragraf, namun kegiatan tersebut aku lakukan secara intens-setiap ada kesempatan. Lewat bantuan seorang teman yang menyukai dunia Puisi, lantas akupun mencoba untuk memberanikan diri mendalami puisi-lebih intens. Bermula dari seringnya berbalas sajak lewat media sms, itulah akhirnya aku memantapkan diri untuk mengirimkan Puisi ala kadarnya tersebut ke media elektronik. Dan ternyata, Puisi tersebut di muat oleh media tersebut (Koran Cyber, Juni 2012). Tidak cukup sampai di situ, akupun mengikuti sayembara menulis Puisi di Dunia Maya (baca: Facebook). Dan Alhamdulillah, Puisiku masuk nominasi untuk di bukukan (Antologi Puisi Selayang Pesan Penghambaan, Juli 2012).
Aku benar-benar tidak menyangka, jika kebangkitanku di Dunia Literasi, mendapat sambutan baik dari beberapa pihak. Ternyata, aku mampu membangkitkan gelora menulisku yang sempat tertidur selama Satu Tahun. Setelah puas untuk menjajal kemampuan menulisku dalam bidang Puisi, akupun mencoba untuk mendalami Cerpen, FTS (Flash True Story), FF (Flash Fiction) dan berbagai jenis tulisan lainnya. Tidak lupa pula, Artikel.
Agustus 2012. Merupakan bulan paling bersejarah dalam hidupku, setelah bulan Juni 2012. Pada bulan tersebut, untuk pertama kalinya, aku mendapatkan Dua Penghargaan sekaligus dalam bidang Cerpen. Rasa bangga sekaligus tidak percaya, itulah yang aku rasakan. Betapa tidak? Aku mendapatkan Nominasi Penulis Cerpen Terbaik Tingkat Nasional, pada bulan yang sama dari dua Instansi yang berbeda. Padahal aku terbilang masih baru dalam dunia menulis, bahkan masih dalam tahap belajar alias pemula. Untuk Cerpen sendiri, aku baru sebulan mendalaminya. Bulan Juli 2012. Lomba Cerpen Nasional tersebut, aku ikuti pada bulan Agustus 2012. Sungguh sebuah hadiah yang manis di usiaku yang baru genap 19 tahun (31 Agustus). Dua penghargaan tersebut, aku peroleh dari Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia dalam Lomba Copta Cerpen dan Puisi Nasional dan dari Universitas Soedirman dalam Lomba Gebyar Kreasi Cerpen Tingkat Nasional.
Kabar bahagia tentang tulisanku, tidak sampai disitu saja. Masih di bulan yang sama, aku juga mendapat tawaran dari sebuah Majalah untuk menjadi Redaktur dan mengelola salah satu Rubrik yang disediakan oleh Majalah tersebut- Daerah Solo.
****
Oktober 2012. Prestasi menulisku semakin baik. Berbagai tawaran tentang proyek menulis, datang silih berganti menghampiriku. Pada bulan ini, aku kembali mendapat kepercayaan untuk menjadi seorang Admin dan Editor pada sebuah Grup Kepenulisan (Berpusat di Cirebon) di jejaring sosial (baca : Facebook). Dari kesempatan itulah, aku bisa mengadakan beberapa Event Menulis. Jika selama beberapa bulan ini, aku yang sering aktif mengikuti berbagai Perlombaan yang diselenggarakan oleh orang lain, kini aku lah yang menjadi Penanggung Jawab Event yang aku selenggarakan. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat baik.
Dan kini, berkat usaha dan tekad yang sungguh-sungguh (hanya dalam beberapa waktu- Juni 2012-Desember 2012) tulisanku sudah tersebar di beberapa Media, baik cetak maupun elektronik dan juga dalam berbagai Buku Antologi. Aku juga dipercaya untuk menjadi Juri dalam berbagai perlombaan menulis, menjadi Penulis Tamu dalam beberapa Buku, Memberi Kata Pengantar di beberapa buku Penulis, menjadi Mentor Jurnalistik, mengadakan beberapa Event Menulis yang diikuti oleh Ratusan Penulis. Diantaranya : Event Puisi bertema ‘Long Distance Relationship’ pada bulan Oktober 2012, Event ‘KIM (Kesehatan Itu Mahal)’ meliputi : Puisi, Cerpen, FTS, dan FF pada bulan November 2012 dan Event ‘EPG (Ekspresi Pecinta Gunung)’ berupa Cerpen dan Puisi pada bulan Desember 2012.
Beberapa Buku Antologi yang memuat tulisanku yakni : Antologi Puisi Selayang Pesan Penghambaan, Antologi Cerpen Dermaga Kasih, Antologi Cerpen The Miracle of Triangle, Antologi Cerpen Rembulan, Antologi Cartoon Maniacs dan Puisi Kenangan, Antologi Puisi Cinta Indonesia, Antologi Cerpen untuk Sumarni dari Suparman, Antologi FTS (Flash True Story) dan Puisi Dua itu Satu, Antologi FTS (Flash True Story) Di Larang Stop!, Antologi Ibu dalam Kehidupanku, Antologi Puisi Untuk Para Sahabatku, Antologi Para Pemenang Lomba Cipta Cerpen dan Puisi Nasional yang di adakan Forum Aktif Menulis (Lerak), Antologi Para Pemenang Lomba Gebyar Kreasi Cerpen Tingkat Nasional yang di adakan oleh Universitas Soedirman, dan Antologi Puisi Doa di Titik Nadir..
****
Motivasi hidupku selama ini adalah, “Beranilah Melawan Arus”. Layang-layang tidak akan bisa terbang jika ia tidak berani melawan arah angin. Begitulah aku memaknai hidup. Jika saja aku tidak berani untuk melawan segala hambatan dan rintangan untuk mencapai Tujuan Hidupku (salah satunya : Menjadi Penulis), mungkin saat ini, tulisanku tidak akan bisa dinikmati oleh orang lain. Tidak peduli, berbagai tanggapan negatif yang sering kuterima, apapun dan bagaimanapun, aku akan terus terbang dan menyonsong mimpiku. Apa yang aku lakukan dan usahakan hanya diriku sendiri dan Allah lah yang berhak mengeksekusinya. Berusaha untuk menyemangati diri sendiri!. Selalu berusaha untuk Do The Best! Dan Positif Thinking! Adalah Modal untuk dapat meraih Mimpi dan Tujuan Hidup.
****
Jika ditanya, apa yang membuat aku begitu yakin dan percaya dengan apa yang aku lakukan, maka jawabannya adalah Karena aku Punya Mimpi dan Punya Allah yang akan mengabulkan Mimpi tersebut. Yap, dua element itulah yang selalu menjadi sumber kekuatan dalam hidupku. Namun, di balik kekuatan tersebut, ada sebuah element yang memiliki daya magnet tidak kalah kuatnya seperti dua element tersebut. Kematian. Kematian adalah Detonator terdahsyat yang memotivasi diri untuk melangkah. Jika kita tidak merealisasikan apa yang menjadi Mimpi dan Tujuan hidup kita, mulai dari saat ini juga, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kita tidak akan pernah bisa merasakan indahnya meraih dan menggenggam mimpi pada saat kita masih hidup.
Seperti seorang yang sedang mendaki gunung. Rasa lelah yang sangat dirasakan di saat mendekati puncak. Jika saat itu, si pendaki menyerah dan berhenti berjalan, maka dia tidak akan pernah menikmati indahnya pemandangan di puncak gunung-selamanya. Begitu juga, banyak orang yang mengeluh dan menyerah di saat kegagalan datang bertubi-tubi menghampiri dirinya. Padahal, kegagalan yang ia alami itu, menandakan bahwa ia semakin dekat dengan puncak keberhasilan. Namun, kebanyakan orang, memilih untuk menyerah dan kalah.
Setiap aku hendak menutup mata, aku selalu di bayang-bayangi oleh pertanyaan : Jika hari ini adalah hari terakhirku, masterpiece apa yang telah aku tinggalkan pada Dunia? Amal terbaik apa yang telah kupersiapkan untuk menghadapi Persidangan-Nya?. Dua pertanyaan itulah yang membuatku seperti seorang yang benar-benar bersemangat dalam melakukan segala hal yang berhubungan dengan Dunia dan Akhirat. Aku ingin menjadi manusia yang tidak hanya sukses di Dunia namun juga di Akhirat.
Desember 2012. Pada bulan ini, aku sedang berusaha untuk mempertahankan dan menjaga apa yang telah aku raih dan usahakan dalam bidang menulis. Selain itu, aku juga akan berusaha untuk memperbaiki kualitas diri dan tulisanku, agar lebih baik. Tepat di bulan ini, aku sedang mencoba untuk menyelesaikan beberapa proyek menulis Novel dan Buku Non Fiksi. Semoga, kelak nama Mawar Rovita Sari, mampu sejajar dengan para penulis senior lainnya, seperti Afifah Afra dan Tere Liye. Dan harapanku untuk dikenal sebagai Penulis ala Exacta bisa segera terealisasi.[MRS]
Comment