Pendidikan ala Kapitalisme dan Rendahnya Moralitas Generasi

Opini1016 Views

 

Penulis: Hildayanti Yunus, S.E | Staf Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei seharusnya menjadi momentum untuk merefleksi semua hal terkait kondisi pendidikan di Indonesia.

Namun peringatan HPN tersebut seperti ditulis antara dan kompas dinodai oleh berbagai kasus kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025. Kasus-kasus ini mencerminkan krisis moral yang mendalam di kalangan generasi muda, yang merupakan ekses sistem pendidikan yang berorientasi pada kapitalisme.

Fakta kecurangan UTBK SNBT 2025
Berbagai modus kecurangan terungkap selama pelaksanaan UTBK SNBT 2025.
Kasus ini menggemparkan publik dan menunjukkan betapa parahnya degradasi moral generasi muda dalam sistem pendidikan saat ini.

Salah satu bentuk kecurangan yang terungkap adalah penggunaan kamera tersembunyi yang dipasang di dalam behel gigi. Modus ini digunakan oleh peserta ujian untuk merekam soal-soal di layar komputer selama ujian berlangsung.

Rekaman tersebut kemudian dikirimkan ke pihak luar, yang diduga adalah jaringan joki profesional. Setelah soal dianalisis dan dijawab, jawabannya dikirimkan kembali ke peserta dengan menggunakan alat komunikasi kecil seperti earpiece tersembunyi. Biaya jasa kecurangan ini bahkan dilaporkan mencapai puluhan juta rupiah.

Fenomena ini mencerminkan lemahnya sistem pendidikan yang berlandaskan kapitalisme. Sistem yang hanya menilai keberhasilan pendidikan dari sisi nilai dan prestasi akademik semata, mendorong siswa dan orang tua menghalalkan segala cara agar bisa masuk ke perguruan tinggi favorit.

Persaingan yang ketat, gengsi sosial, dan tekanan dari lingkungan menjadikan anak-anak dididik untuk mengejar hasil, bukan proses. Nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab ditinggalkan demi status dan keuntungan pribadi. Masih banyk lagi kasus pendidikan di antaranya:

* Penggunaan joki yang menggantikan peserta ujian di dalam ruang ujian. (Tempo, detikcom, IDN Times)
* Pemasangan alat komunikasi seperti transmitter dan receiver pada tubuh peserta untuk menerima jawaban dari luar. (detikcom, IDN Times, Kompas)
* Pengendalian komputer peserta dari jarak jauh oleh pihak luar. (Kompas)

Kasus-kasus ini tidak hanya melibatkan peserta, tetapi juga pihak-pihak eksternal seperti lembaga bimbingan belajar dan bahkan oknum pegawai kampus. (Tempo, detikcom, medcom.id).

Dampak Sistem Pendidikan Kapitalisme

Sistem pendidikan yang berorientasi pada kapitalisme menekankan pencapaian nilai tinggi dan persaingan ketat untuk meraih posisi di perguruan tinggi ternama dan pekerjaan bergengsi. Hal ini menimbulkan tekanan yang besar pada peserta didik, yang kemudian mendorong mereka untuk mencari jalan pintas, termasuk melakukan kecurangan yang bertentangan dengan moral pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dalam sistem kapitalisme cenderung mengabaikan pembentukan karakter dan moral peserta didik. Fokus utama adalah pada hasil akhir, bukan proses pembelajaran yang jujur dan berintegritas. Akibatnya, nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab terpinggirkan, dan generasi muda tumbuh dengan mentalitas pragmatis yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Solusi dalam Perspektif Islam

Islam memandang pendidikan sebagai sarana untuk membentuk individu yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.Tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat-Nya. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”

Rasulullah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Dalam sistem pendidikan Islam, nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan integritas ditanamkan sejak dini. Pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter dan spiritualitas peserta didik.Kompas

Dalam Islam, ilmu bukan hanya untuk tujuan duniawi, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberi manfaat bagi umat. Proses menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah, dan kejujuran merupakan nilai utama yang tidak bisa ditawar.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menipu, maka ia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim).

Islam juga memberikan solusi sistemik dalam membangun generasi berakhlak, melalui sistem pendidikan berbasis akidah yang mengedepankan pembentukan kepribadian, bukan hanya kemampuan akademik. Kecurangan ini hanyalah salah satu dari banyaknya bukti bahwa sistem pendidikan sekuler saat ini gagal membentuk generasi yang berintegritas.

Momentum Hari Pendidikan Nasional ini semestinya sebagai sebuah kesempatan untuk merenung dan mengevaluasi sistem pendidikan yang selama ini berlangsung. Pendidikan sukses itu bukanlah yang hanya melahirkan lulusan-lulusan berprestasi secara nilai, tapi yang melahirkan manusia beriman, jujur, dan amanah.

Sudah saatnya umat kembali kepada sistem pendidikan Islam yang tidak hanya mencetak generasi pintar dan cerdas tetapi juga membentuk karakter yang mulia.

Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan adalah dengan menerapkan sistem pendidikan Islam secara menyeluruh, yang menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan pembentukan akhlak mulia.

Kasus-kasus kecurangan dalam UTBK SNBT 2025 mencerminkan kegagalan sistem pendidikan kapitalisme dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia. Untuk mengatasi krisis ini, perlu dilakukan reformasi total dalam sistem pendidikan, dengan mengadopsi nilai-nilai Islam yang menekankan integritas, tanggung jawab, dan kejujuran.

Hanya dengan jalan demikian, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mulia secara moral.[]

Comment