Pilu Palestina di Tengah Ramadhan

Opini453 Views

 

Penulis: Ummu Rasyid | Aktivis Muslimah, Pegiat Literasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kabar gencatan senjata antara Israel dan Palestina menyeruak beberapa waktu lalu. Tentu kabar ini disambut dengan Euforia bagi warga setempat bahkan mayoritas Kaum muslim di seluruh Dunia. Disinyalir salah satu penyebab akhirnya terjadi gencatan senjata karena kondisi Israel yang guncang pasca negara penyokong utamanya yaitu Amerika Serikat yang sedang panik menangani masalah kebakaran hebat di Negerinya sendiri.

Gencatan senjata ini seolah menjadi angin segar, berharapa akan keleluasaan dan Ketenangan dalam menjalankan Ibadah di bulan Ramadhan yang Mulia. Namun sepertinya gencatan senjata itu hanyalah Oase di gurun pasir, sebab akses ke masjid Al- Aqsa ditengarai dibatasi oleh otoritas Israel melalui karantina wilayah dengan alasan keaman (nomorsatukaltim.disway.id 01/03/2025).

Zionis juga menghalangi masuknya bantuan dalam bentuk apapun dan mengontrol kaum Muslimin Palestina, baik di tepi Barat maupun wilayah Gaza secara keseluruhan.

Kejahatan perang dan penindasan terhadap ummat Islam tidak pernah mendapatkan perhatian serius sedikitpun dari lembaga internasional. Hipokrit para penguasa walaupun telah banyak jalur internasional yang ditempuh.

Konflik Palestina-Israel dan negeri-negeri muslim telah melalui banyak langkah penyelesaian. Sejak awal pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 24 Oktober 1945, Majelis Umum telah mengeluarkan sejumlah resolusi terkait Israel-Palestina dan juga Perdamaian dunia. Sudah berlarut-larut, berkali-kali gencatan senjata, perjanjian damai, tapi hingga saat ini perang tak kunjung usai karena memang Tabi’at Israel adalah pendusta dan khianat.

Terbukti, kali inipun demikian. “Netanyahu berusaha membatalkan perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani, untuk memenuhi perhitungan politiknya yang sempit dengan mengorbankan tawanan Israel di Gaza,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

“Ini adalah upaya terang-terangan untuk menghindari perjanjian dan menghindari perundingan untuk tahap kedua,” tambahnya (alinea.id 02/03/2025).

Mempercayai AS dan menyerahkan penyelesaian konflik Palestina dan Negeri-negeri kaum Muslimin ke PBB adalah harapan kosong. Muslim Rohingya terusir dr Tanahnya, dan Tentu Palestina dan kaum Muslimin tidak akan rela jika tanah Baitul Maqdis dibagi dua dengan Israel, karena sejatinya tanah itu milik kaum muslimin sepenuhnya.

Zionis paham bahwa umat Islam masih menyimpan potensi perlawanan sehingga merasa harus menggunakan cara politik dan militer untuk melakukan penekanan, bahkan di Al Quds.

Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang dibekingi AS. Ramadhan semestinya digunakan untuk menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian.

Entitas zionis adalah muhariban fi’lan yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah satu komando, satu kepimpinan umum bagi kaum muslimin yang tegas lagi berwibawa, yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan sekaligus kepemimpinan berpikirnya, yaitu komando seorang khalifah.

Seperti dalam catatan sejarah, Palestina dua kali diperjuangkan oleh kaum muslim. Pertama oleh Khalifah Umar bin Khaththab. Kedua oleh Shalahuddin al-Ayubi. Hingga akhirnya Palestina menjadi tanah kharajiah, yakni selamanya tanah Palestina milik kaum muslim. Atas dasar itu pula Khalifah Abdul Hamid II juga mati-matian mempertahankan Palestina yang akan direbut Yahudi.

Tapi sayangnya sistem dan Pememimpin yang seperti itu saat ini belum ada, maka tugas kita untuk bejuang mewujudkannya dengan dakwah Islam Kaffah. Menyadarkan pemikiran Ummat agar sadar bahwa solusi konflik Palestina- Israel dan membebaskan Ummat Islam yang tertindas hanya bisa terselesaikan dengan jihad dan satu kepemimpinan Islam dunia.

Musuh-musuh Islam ketika meruntuhkan Islam butuh waktu beribu tahun, maka untuk mengembalikan kejayaan Islampun butuh waktu, kesabaran dan keistiqamahan sampai Allah berkenan memberikan Pertolongan-Nya. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang berjuang dan tidak berdiam diri. Wallahu’alam Bishawwab.[]

Comment