Sambangi Markas Aktivis Indemo, RR Jelaskan Arti ‘Rajawali Ngepret’

Berita562 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Bekas Menko Kemaritiman dan Sumber Daya,
Rizal Ramli mengunjungi markas aktivis, Indemo di Jalan Lautze No 52,
Jakarta Pusat. Kedatangan Rizal disambut aktivis senior, Hariman Siregar
dan puluhan aktivis pergerakan lainnya.
 
Ditanya soal kunjungan, Rizal Ramli mengatakan hanya sekedar
bersilaturahmi dan nostalagia. “Saya ke sini cuma silaturahmu,” ucap
ekoonm senior itu kepada wartawan di markas Indemo, Jakarta, Kamis
(25/8).


Dia mengatakan bahwa saat jadi Menko (Maritim), sadar dua pilihan.
Salah satunya yakni nikmatin saja kekuasaan. Tapi kalau begitu apa
gunanya Rizal Ramli disitu.


“Kalau kita mau terbang tinggi, potong beban-beban itu (primordial,
KKN, feodalisme). Slogannya sudah ada yakni revolusi mental,” tutur
Rizal saat berdialog dengan para aktivis pergerakan.


Rizal menyebut jurus ‘Rajawali Ngepret’ andalannya termasuk revolusi mental, khususnya buat pejabat-pejabat yang melenceng.


“Ya kepret itu revolusi mental. Masa biarpun dalam kabinet kita
puji-puji semua, mereka itu peng-peng. Mau nggak mau harus dikepret
kalau revolusi mental,” cetusnya lagi.


Tak hanya persoalan transportasi barang di Pelabuhan Tanjung Priok,
ia juga tak segan mengeluarkan jurus kepretnya dalam kasus Blok Masela
dan proyek reklamasi pantai utara Jakarta.


Rizal mengaku selepas dari Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf
Kalla, kini bisa lebih leluasa bergerak kembali ke dunia pergerakan.


“Kita semua orang pergerakan. Orang pergerakan panjang sejarahnya
dalam negara Indonesia, bukan hanya sekedar aktivis,” kata Rizal.


Dia juga mengulas masa ketika dirinya aktif menentang rezim Orde
Baru. Ketika itu, kekuasaan hanya ditujukan untuk memupuk uang dan
kembali berkuasa.


“Itulah penyebab Indonesia tak pernah makmur selama ini. Kita
kembalikan tradisi pergerakan, dimanapun kita berada ambil risiko,”
ujarnya.


Tahun 1987, ia bersama dua rekannya dari dunia seni, W.S Rendra dan
Sumandjaya mendirikan gerakan antikebodohan dengan mengkampanyekan wajib
belajar. Rizal juga mengaku sangat dekat dengan serikat pekerja
membangun sistem keselamatan sosial pekerja.


Rizal pun berpesan, di manapun berada, baik di dalam atau di luar sistem, orang pergerakan harus tetap menyuarakan kebenaran.


“Di manapun kita berada, di dalam atau di luar sistem, itu nggak
penting. Yang penting adalah menyampaikan kebenaran,” tutupnya. (Aldo)

Comment