Banjir Berulang, Butuh Islam Sebagai Solusi Tuntas

Opini398 Views

 

Penulis: Nelliya Azzahra | Novelis dan Founder Komunitas Corak Karya

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sudah bukan hal baru lagi jika memasuki musim penghujan, banjir akan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Tidak terkecuali kota Jambi. Akibat guyuran hujan yang tak henti dalam beberapa hari ini menyebabkan banjir melanda sejumlah tempat di kota Jambi.
Seperti yang dilansir oleh detik Sumbagsel, menyatakan bahwa ratusan rumah warga di Kawasan RT 11, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi terendam banjir. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Jambi pada malam hari itu, membuat rumah warga disana terdampak banjir.

Salah satu warga, Eva mengatakan banjir yang terjadi di kawasan permukiman rumah mereka itu pada waktu Subuh. Air yang secara tiba-tiba naik membuat rumah mereka ikut terendam.

“Jadi airnya naik pada subuh tadi sekitar jam 05.00 WIB. Banjirnya juga sebatas pinggang dewasa,” kata Eva warga sekitar, Minggu (23/2/2025).

Penyebab Banjir

Setiap musim hujan tiba bisa dipastikan banjir terjadi berulang dan membuat warga cukup menderita akan dampaknya. Selain karena keluhan capek bersih-bersih akibat perabotan serta pakaian yang kotor, juga kerugian materi dan non material yang tak terhitung jumlahnya.

Meskipun penyebab banjir berbeda, bisa terjadi karena faktor alam dan faktor kelalaian manusia.
Untuk faktor pertama, akan sulit dicegah. Namun, faktor yang kedua bisa dihidari selama ada kesadaran untuk berupaya melakukan pencegahan banjir secara rutin.

Seperti banjir yang terjadi di kawasan RT 11, kelurahan Simpang IV Sipin, kecamatan Kota Jambi, menurut Eva, yang dilansir dari detik. Sumbagsel, beliau menyebutkan penyebab banjir tersebut karena belakangan terakhir sejak adanya pembangunan Jambi Bisnis Center (JBC) yang diresmikan Gubernur Jambi Al Haris membuat kawasan permukiman rumah mereka itu kini jadi langganan banjir.

“Ya semenjak adanya JBC pembangunannya itu, kalau dulu tidak pernah terjadi banjir seperti ini. Semenjak adanya bangunan JBC ini tambah parah kami di sini. Biasanya tidak pernah kawasan rumah disini terendam banjir meskipun hujan deras dalam satu hari,” sebut Eva.

Selain itu, pembukaan lahan dilakukan tanpa memperhatikan AMDAL juga penyebabnya.
Terbukti bahwa kerusakan itu disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri. Allah Swt telah berfirman :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS Ar-Rum(30): 41).

Namun, apapun penyebab terjadinya banjir tersebut, solusi lah yang dibutuhkan.
Persoalan banjir di negeri ini butuh perhatian dan solusi yang serius. Digali secara mendalam agar solusi yang dihasilkan sampai ke akarnya dan tepat sasaran.

Solusi Pragmatis

Sebenarnya sudah banyak kita dengar dan saksikan penelitian ilmiah dan diskusi terkait tentang aspek hidrologi, kehutanan, dan pentingnya konservasi dan tata ruang wilayah.

Juga kita sudah disuguhi berbagai macam solusi secara teknis yang ternyata tidak mampu mengatasi masalah banjir tersebut. Karena dibangun berdasarkan paradigma pemikiran yang keliru.

Persoalan banjir ini tidak cukup dengan solusi secara teknis. Tapi menyangkut solusi sistemis yang bersangkutan dengan negara.

Kapitalisme yang hanya berorientasi dan berasaskan keuntungan, menjadikan kompromi sebagai jalan bukan kebenaran. Selagi membawa keuntungan atau manfaat, maka tetap dipertahankan meskipun akibatnya merugikan banyak orang. Keselamatan rakyat tidak menjadi prioritas utama.

Sebagai contoh, penopang banjir hutan dan lahan dipandang sebagai komoditas yang bebas dimiliki dan dimanfaatkan serta untuk kepentingan siapa saja.

Padahal kerusakan yang ditimbulkan berakibat buruk pada banyak orang yang juga akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang serius karena adanya alih fungsi hutan yang begitu cepat.

Maka, solusi pragmatis seperti ini akan sia-sia. Harusnya solusi sistemik yang dilakukan bukan solusi seperti meninggikan bangunan rumah, masyarakat diminta gotong royong membersihkan got, saluran air, sungai atau dengan memberikan anggaran cegah banjir dan sebagainya.

Banjir tidak akan berakhir selama negara masih menerapkan ideologi kapitalis sekuler liberal. Aturan hidup yang menafikan peran Allah Swt.

Solusi Islam

Lantas apakah masalah banjir ini bisa diatasi sampai ke akarnya? Bisa. Asalkan menggunakan aturan Islam.

Sistem Islam sangat memperhatikan kebutuhan rakyat secara detail dan terperinci. Pemimpin hadir sebagai periayah dan pelindung di tengah-tengah masyarakat. Sehingga apapun yang menyangkut kebutuhan atau hajat orang banyak, akan selalu diprioritaskan.

Untuk itu, Islam memiliki upaya strategis mengatasi banjir di antaranya dengan membangun sungai buatan dan kanal untuk mengurangi penumpukan volume air dan mengalihkan aliran air, membangun bendungan-bendungan untuk menampung tumpahan air hujan, air sungai, dan yang lainnya, membangun sumur-sumur resapan di daerah tertentu.

Selain itu, memetakan daerah mana yang termasuk rawan banjir dan melarang penduduk mendirikan bangunan di daerah tersebut dan pembentukan badan khusus pun diperlukan untuk penanganan bencana alam, persiapan wilayah-wilayah tertentu untuk cagar alam.

Sosialisasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan kewajiban memelihara lingkungan, persyaratan tentang izin pendirian bangunan dan pembukaan pemukiman baru. Penyediaan daerah serapan air hujan, penggunaan tanah, dan sebagainya.

Islam agama sempurna dan paripurna berdasarkan wahyu dari Sang Khalik. Aturan yang lahir pun pastilah membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Begitupun solusi atas problematika umat hari ini.
Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk menolak aturan atau syariat yang datangnya dari Sang Khalik. Wallahu a’lam bishshawab.[]

Comment