Tuai Kontroversi, Bulgaria Punya Tradisi ‘Jualan’ Wanita Untuk Dijadikan Pengantin

Berita398 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pertanyaan “Kapan nikah?” mungkin saja menjadi momok menakutkan bagi
kebanyakan remaja wanita cukup umur di Tanah Air. Namun bagi warga di
Bulgaria, pernikahan itu sendiri tampaknya dianggap lebih menyeramkan.
Bagaimana bisa?

Hal ini karena adanya sebuah perayaan bernama “Pasar Pengantin” di
kawasan Kalaidzhi, Bulgaria. Di perayaan tersebut, para orang tua
“menjual” anak-anak gadis mereka yang masih single untuk “dibeli” dan
dinikahi si penawar harga tertinggi.

Tak tanggung-tanggung, tradisi perayaan “Pasar Pengantin” ini diadakan 4
kali dalam kurun waktu satu tahun. Untuk menarik minat “pembeli”,
anak-anak gadis di sana didandani dengan pakaian terbaik, make up dan memakai wewangian.

Tradisi warga Kalaidzhi ini sejak lama memang sudah menuai berbagai kontroversi. Dilansir dari News.com.au,
perayaan itu bahkan sempat direkam dalam film dokumenter bertajuk
“Young Brides for Sale” oleh Milene Larsson. Milene juga sempat menanyai
keluarga yang “menjual” anak gadis mereka dan cukup terkejut mendengar
jawabannya.

“Pasar pengantin merupakan tradisi nenek moyang komunitas Kalaidzhi yang
masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi itu membuat wanita terlihat
seperti barang yang dapat diperjualbelikan,” tutur Milene. “Mereka
seakan diciptakan hanya untuk mematuhi dan melayani suami mereka nanti,
tanpa boleh memiliki ambisi sama sekali.”

Sementara itu, penjelasan lain juga diungkap salah seorang gadis yang
“dijual” di Pasar Pengantin. Menurutnya, seorang gadis bisa saja
mencintai pemuda, namun jika orangtua tidak menyukainya gadis itu tidak
bisa menikah.

Di sisi lain, keperawanan di kawasan Kalaidzhi memang dianggap sebagai
sesuatu yang berharga mahal di sana. Bahkan seorang gadis yang sudah
tidak perawan sebelum menikah akan dianggap sebagai wanita jalang atau
(maaf) pelacur. (wk/kr).

Comment